Keutamaan Membaca dan Mengamalkan Al Quran
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya”. HR. Bukhari
Bismillah
Allah Ta’ala telah memuliakan Ahlul Qur’an baik pembaca, penghafal ataupun pengamalnya dengan keistimewaan yang banyak sekali, di dunia dan akhirat.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberikan spesifikasi khusus bagi para pengemban Al-Qur’an dalam sabdanya:
أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللهِ وَخَاصَّتِهِ
“Ahlul Qur’an adalah ahlullah (keluarga Allah) dan orang-orang khusus (pilihan) NYA”
Ahlul Qur’an adalah orang-orang yang dekat kepada
Allah Ta’ala karena demikian agungnya kedudukan mereka. Betapa tidak,
bukankah mereka itu mempelajari seagung-agung dan setinggi-tinggi ilmu
serta semulia-mulia kedudukan didalam islam?Diantara mereka banyak yang menghabiskan waktu sehari-harinya bersama Al-Qur’an, hari-hari mereka diliputi dengan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an disetiap penjuru. Mereka rela melewati hari-hari yang membosankan dan melelahkan, sedikit makan, sedikit tidur (istirahat), bulan-bulan yang penuh kesulitan dan tahun-tahun penuh perjuangan. Dan sampai meninggalpun tetap mempunyai kewajiban untuk menjaga serta mengamalkan dan mengajarkan apa yang telah dihafalkannnya dari kitab Allah Ta’ala.
Para ulama berbeda pendapat mengenai mana yang lebih utama antara membaca atau menghafal Al-Qur’an? Diantara mereka ada yang menguatkan bahwa membaca lebih utama dan sebagian lagi ada yang lebih menguatkan bahwa menghafallah yang lebih utama. Masing-masing mengemukakan alasan bagi pendapat dan kondisi tertentu dalam menentukan mana yang lebih utama tersebut.
Para sahabat رضي الله عنهم juga antusias dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an. Sementara Rosulullah صلى الله عليه وسلم juga membandingkan keutamaan masing-masing sahabatnya dalam hafalan Al-Qur’annya. Sebagaimana hadits yang shohih dari Abi Mas’ud رضي الله عنه yang meriwayatkan dari Rosulullah صلى الله عليه وسلم bahawasannya beliau bersabda:
يَؤُمُّ القَوْمَ أَقْرَأُهُمْ لِكِتَابِ الله تَعَالَى
“Yang berhak mengimami suatu kaum adalah orang yang paling baik bacannya terhadap Kitabullah diantara mereka”. HR. Muslim
Juga sabda Beliau صلى الله عليه وسلم :
لِيَؤُمَّكُمْ أَكْثَرُهُمْ قُرْآنًا.
“ Hendaklah orang yang lebih
banyak hafalan Al-Qur’annya yang mengimami sholat kalian”. HR. Bukhori,
kitab “Al-Maghaazi” (no. 53)
Dan dari Jabir bin Abdullah رضي الله عنه bahwasannya Nabi صلى الله
عليه وسلم pernah mengumpulkan antara dua orang laki-laki yang gugur
sebagai syuhada Uhud, kemudian beliau صلى الله عليه وسلم bersabda,
أَيُّهُمَا أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ.
“Siapakah diantara mereka berdua yang lebih banyak hafalan Al-Qur’annya?”.HR. Al-Bukhori.
Lalu, ketika sudah ditunjukkan kepada
beliau salah seorang diantara keduanya, maka beliau mendahulukannya
untuk dikuburkan di liang lahad, dan beliau صلى الله عليه
وسلم memasukkannya dengan tangannya sendiri.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga menikahkan seorang wanita dengan
salah seorang sahabatnya dan menjadikan maharnya adalah Al-Qur’an yang
dihafalnya. (Shohiihul Bukhori)Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga mempercayakan panji jihad kepada orang yang paling banyak hafalan Al-Qur’annya. Hal ini disebabkan keutamaan mereka dibandingkan dengan yang lainnya.
Dari Abdullah bin ‘Umar رضي الله عنهما ia berkata: Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ :
رَجُلٌ آتَاهُ الّلهُ الكِتَابَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ الَّليْلِ و
آنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ أَتاهُ الّله مَالًا فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ
الَّليْلِ وَ آنَاءَ النَّهَار.
“ Dilarang bersifat hasad kecuali
kepada dua orang: Seseorang yang dianugerahi hafalan Al-Qur’an oleh
Allah Ta’ala, lalu ia mengamalkannya sepanjang malam dan siang hari. Dan
seseorang yang dianugerahi harta oleh Allah Ta’ala, lalu dia
menginfakkannya sepanjang malam dan siang hari”. HR. Bukhori dan Muslim
Diriwayatkan didalam hadits bahwasannya bilangan tangga syurga itu
terdiri dari bilangan ayat-ayat Al-Qur’an, lalu dikatakan kepada
pembacanya pada hari kiamat: “bacalah, lalu naiklah” jika ia hafal
setengah Al-Qur’an, maka dkatakan kepadanya: andaikan engkau masih
memiliki tambahan hafalan yang lain, niscaya kami akan menambahkan
bagimu. Hal ini sesuai dengan hadits Raosulullah صلى الله عليه وسلم :
يُقَالُ لِصَاحِبِ القُرْآنِ: اقْرَأْ و
ارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِيْ الدُّنْيَا، فَإِنَّ
مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُهَا.
“Dikatakan kepada penghafal
Al-Qur’an: Bacalah, lalu naiklah, lalu bacalah lagi (secara tartil),
sebagimana dulu kamu membaca di dunia, sebab kedudukanmu ialah berada
pada akhir ayat yang kamu baca”HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dan ia
berkata: hadits ini hasan Shohih.
Pahala yang diraih dari Al-Qur’an adalah berdasarkan tingkat
kesulitan seseorang, karena setiap orang berbeda didalam kemampuan untuk
menekuni dan memperbagusi Al-Qur’an. Sebagaimana terdapat dalam hadits
bahwasannya Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
الذِيْ يَقْرَأُ القُرْآنَ وَ هُوَ مَاهِرٌ
بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَة، و الذِيْ يَقْرَأُ القُرْآنَ
وَيَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ فَلَه أجْرَانِ.
“ Orang yang membaca Al-Qur’an
sementara ia mahir, maka dia bersama para malaikat yang mulia lagi
berbakti, dan orang yang membaca Al-Qur’an dan ia terbata-bata dalam
membacanya dan kesulitan maka baginya dua pahala. HR. Bukhari-Muslim
Sedangkan mengenai majlis-majlis Al-Qur’an dan keutamaannya, maka
terdapat hadits yang diriwayatkan dari Rosulullah صلى الله عليه
وسلم bahwasannya beliau bersabda:“ Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah dan saling mengkaji Kitab Allah diantara mereka, melainkan ketenangan turun kepada mereka, rahmat menyelimuti mereka, dan para malaikat mengelilingi mereka, serta Allah telah menyebut mereka kepada para malaikat yang berada di sisi-Nya”. HR. Muslim dan Abu Daud
Pahala bagi orang yang membaca Al-Qur’an juga telah disebutkan dalam hadits berikut:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ الّلهِ
فَلَهُ حَسَنَةٌ، والحسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُوْلُ الم
حَرْفٌ، ولكن أَلِفٌ حَرْفٌ، و لامٌ حرفٌ، و مِيْمٌ حرفٌ.
“ Barang siapa membaca Al-Qur’an
satu huruf maka baginya satu pahala kebaikan, dan satu pahala tersebut
akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan
alif-laam-miim itu satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, laam satu
huruf, dan miim satu huruf”. HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata: hadits ini
hasan shohih
Sedangkan sebaik-baik manusia adalah orang yang mengaktifkan dirinya
dengan kitabullah dan menjauhi hal-hal yang dapat melalaikan dirinya
dari mengingat akhirat. Kemudian hendaknya dia mengamalkan dan
memberikan hal-hal yang bermanfaat kepada orang lain. Hal ini
sebagaimana dalam sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وعَلَّمَهُ.
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya”. HR. Bukhari
Akhir kata, pembuat artikel ini menasihatkan bahwa tidak ada kata
terlambat untuk memulai menghafal Al-Qur’an dan menyelesaikan hafalannya
kemudian menjaganya sampai akhir kehidupan kita. Juga marilah kita
bekali anak-anak kita, anak-anak didik kita dengan Al-Qur’an dan
wasiatkan kepada mereka agar senantiasa menjaga hafalannya. Karena Allah
Ta’ala tidak akan pernah menyianyiakan penjaga Kitab-Nya. Wallahu ta’ala a’lam bish-showaab
Komentar
Posting Komentar